5 Hal Aneh Ketika Saya Tinggal di Indonesia
Selama anda hidup sampai sekarang, pastinya pernah mengalami keanehan bisa berupa keanehan sosial, sains, kesehatan dan sejenisnya. Dan berdasar hal itulah, saya menyempatkan waktu untuk menulis postingan ini.Oleh karena itu, mari kita lihat dan cerna apa yang akan saya sampaikan:
1. Agama adalah segalanya, sekalipun engkau BUSUK orangnya
Agama ditanamkan sejak kecil oleh leluhur dan orangtua kita bahwa beragama itu penting dengan sejuta dogma ini itu yang mengisi otak kita dari kecil sampai dewasa.
Namun seiring berjalannya waktu, anda pasti menyadari bahwa apa yang diajarkan dalam agama nyatanya berbeda dalam kehidupan nyata (gak semuanya sih yak, )
saya akan ambil satu contoh seperti, ormas atas nama agama tertentu yang merusak tatanan sosial dsj milik orang lain dengan mengatasnamakan perintah sang Pencipta.
Kepala umat agama tertentu yang melakukan aksi pedofilia di rumah ibadahnya.
Suciwan agama tertentu yang SUCI di LUAR namun BUSUK di dalam dengan melakukan tindakan amoral.
Dan masih banyak lagi, yang mengatasnamakan agama namun tidak mencerminkan keagamaan.
Hendaknya, mulai sekarang kita jangan menilai seseorang dari nilai beragamanya, namun nilailah bagaimana kualitas dalam dirinya.
2. Anak selalu SALAH. Orangtua selalu BENAR.
Kita sebagai anak adalah hasil dari hubungan seks kedua orangtua kita, Kasarnya begitu. Sebagai anak, kita tumbuh besar karena dirawat oleh orangtua kita. Seiring berjalannya waktu, kita PASTI pernah mengalami pertentangan dengan orangtua. Sayangnya, sebagian orangtua memposisikan diri sebagai "Papa mama adalah BENAR, kamu sebagai anak TAHU APA?"
Pernah, saya pun pernah mengalami hal seperti ini. Begitupun pasti dengan anda. Disebabkan oleh itu, maka setelah kita tumbuh terus menjadi dewasa, setidaknya ada menyimpan dendam kepada orangtua. Mungkin kamu mikir, saya sarap ngomong kayak gini. Ketahuilah , setiap anak menyimpan dendam terhadap orangtua mereka baik mereka sadari atau tidak.
Oleh karena itu, kelak kita akan menjadi orangtua bagi anak-anak kita, maka diharapkan katakan "Nak, kamu BENAR" jika si anak BENAR berdasarkan kenyataan yang ada dan sebaliknya, katakan "Nak, kamu SALAH" jika si anak SALAH berdasarkan kenyataan yang ada.
3. Engkau dinilai berdasarkan status sosial dan harta, sekalipun engkau adalah pendosa
Pasti pernah merasakan juga kan gan?
Temen kamu yang socialita dan hartawan lebih dianggap hebat dsj dibandingkan kamu yang biasa2 aja :).Sekalipun temen agan itu mendapatkannya dari cara yang tidak baik.
Ini terbentuk dari pola pikir kita sejak kecil bahwa ia yang kuat secara sosial dan harta, lebih dianggap berkuasa di sekitarnya. Namun itu waktu kecil dan sayangnya sampai sekarang pola pikir itu masih berada di otak kita.
Mulai saat ini, jangan meremehkan orang yang lemah secara sosial dan harta, perlakukanlah mereka sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
4. Orang yang cerdas secara sosial dianggap PINTAR walaupun dia BODOH dan orang yang cerdas secara ilmu pengetahuan dianggap SALAH walaupun dia BENAR.
Entah kenapa, sejak dulu, orang yang menyukai sains dianggap aneh dan salah serta gila walaupun validitas fakta yang mereka sajikan itu benar adanya demi kemajuan hidup bermasyarakat. Dan sayangnya, yang menyalahkan itu justru sosial di sekitar mereka.
Siswa yang pintar secara akademis malah dijauhi dan diasingkan dan yang cerdas secara sosial malah didekati walaupun salah.
Dan ini berdampak hingga saat ini, agan pasti pernah dengar bahwa para ilmuan Indonesia yang prestisius memilih menetap di luar negeri karena apa daya kontribusi mereka terhadap negara malah dianggap sebelah mata oleh pemerintah.
Parahnya, yang cerdas secara sosial itu walaupun gak bener orangnya malah dipertahankan dan dipelihara oleh pemerintah sehingga akhirnya merusak kualitas berbangsa dan bernegara.
Mulai saat ini, sayangi dan temani orang sekitarmu yang cerdas secara ilmu pengetahuan, serta hargai kontribusi mereka dalam ilmu pengetahuan, karena setidaknya kecerdasan mereka dalam ilmu pengetahuan membantumu dalam membuat hidup menjadi lebih mudah dan efektif.
5. Bersosialisasi dianggap SANGAT PENTING ketimbang MENINGKATKAN KUALITAS DIRI MASING-MASING
Ini Faktanya! .Namun fakta yang ANEH.Pernah denger gak gan seperti ini:
"Warga tidak menyangka si A yang selama ini dikenal baik, pandai BERSOSIALISASI dsj tega MELAKUKAN perbuatan KEJI seperti itu."
Pasti PERNAH kan?
Ayolah, jujur saja.
Itu yang terjadi dari dulu sampai sekarang.
Yang penting SOSIALISASI, titik, gak perduli engkau busuk orangnya dsj.
Namun entah kenapa masyarakat masih saja menilai kualitas diri seseorang dari sosialisasi bukan bagaimana dirinya.
Mulai saat ini, jangan anggap orang sekitar kamu yang pandai bersosialisasi sudah pasti bagus atau berkualitas orangnya. Nilailah kualitas dirinya bukan kualitas sosialnya.

